Contoh Makalah Geografi KONSEP DASAR GEOGRAFI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial yang berjudul “Konsep Dasar Geografi” dapat selesai seperti waktu yang telah kami
rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Galih Yansaputra,M.Pd. selaku dosen mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Muhammadiyah Purworejo.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan
bantuan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3.
Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah
ini dapat di selesaikan.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan, makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan
Sosial. Makalah ini membahas
tentang “Konsep
Dasar Geografi”.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan
yang menyebabkan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terima kasih.
Purworejo,
Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1
A.
Latar
Belakang........................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah ..................................................................... 1
C.
Tujuan
........................................................................................ 1
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................ 2
A. Definisi Geografi ...................................................................... 2-4
B. Konsep Esensial Geografi ………............................................ 5-10
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................... 10
A. Kesimpulan .............................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geografi
merupakan materi pelajaran yang masuk lingkup kajian ilmu pengetahuan sosial
(IPS). Geografi senantiasa memberikan uraian – uraian ilmiah mengenai sifat –
sifat bumi, hal itu merupakan satu kajian yang penting yang perlu dibahas dalam
mata kuliah IPS ini. Selain itu IPS mempunyai ruang lingkup serta tujuan,
kajian geografi mempunyai ruang lingkup yang luas sehingga disiplin ilmu banyak
yang berkaitan dengan geografi dan untuk mencapai kesesuaian pembelajaran
geografi mempunyai tujuan sendiri.
B.
Rumusan
Masalah
...... 1.
Apa
Pengertian Geografi ?
2. Apa Konsep
Dasar Geografi ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui Pengertian Geografi.
2.
Mengetahui Konsep Geografi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Geografi
Istilah Geografi berasal
dari bahasa Yunani “geo” yang artinya “bumi” dan “graphien” yang artinya
“pencitraan”. Geografi adalah ilmu pengetahuan yang menggambarkan segala
sesuatu yang ada di permukaan bumi. Beberapa definisi Geografi yang dikemukakan
para ahli geografi, antara lain sebagai berikut :
1.
Bintarto (1977)
Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan,
menerangkan sifat – sifat bumi, menganalisis gejala – gejala alam, dan
penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha
mencari fungsi dari unsur – unsur bumi dalam ruang dan waktu. Di sini
dijelaskan bahwa geografi tidak hanya mempelajari alam (bumi) beserta gejala –
gejalanya, tetapi geografi juga mempelajari manusia beserta semua kebudayaan
yang dihasilkannya.
2.
Vernor E. Finch dan Glen Trewartha (1980)
Geografi adalah deskripsi dan penjelasan yang
menganalisis permukaan bumi dan pandangannya tentang hal yang selalu berubah
dan dinamis, tidak statis dan tetap. Dari pengertian di atas Vernor & Glen
menitikberatkan pada aspek fisik yang ada di bumi yang selalu berubah dari masa
ke masa.
Contoh
:
a. Perubahan cuaca maupun iklim pada suatu tempat atau
wilayah.
b. Perubahan kesuburan tanah akibat dari proses erosi
daan pelapukan yang sangat tinggi.
3.
Hartshorne (1960)
Geografi adalah ilmu yang berkepentingan untuk
memberikan
deskripsi yang teliti, beraturan, dan rasional tentang
sifat variable permukaan bumi. Dalam pandangan Hartshorne, geografi adalah
suatu ilmu yang mampu menjelaskan tentang sifat – sifat variable permukaan bumi
secara teliti, beraturan, dan rasional. Contoh, seorang ahli geografi setelah
melakukan analisis kewilayahan mampu membagi suatu wilayah menjadi beberapa
satuan lahan yang potensial maupun lahan yang tidak potensial. Pembagian ini
didasarkan pada beberapa parameter kebumian yang sesuai dengan syarat- syarat
peruntukannya.
4.
Yeates (1963)
Geografi adalah ilmu yang memerhatikan perkembangan
rasional dan lokasi dari berbagai sifat yang beraneka ragam di permukaan bumi.
Dalam pandangan Yeates, geografi adalah ilmu yang berperanan dalam perkembangan
suatu lokasi yang dipengaruhi oleh sifat – sifat yang ada di permukaan bumi
dengan tidak mengenyampingkan alasan – alasan yang rasional.
5.
Alexander (1958)
Geografi adalah studi tentang pengaruh lingkungan alam
pada aktivitas manusia. Dalam pandangan Alexander inilah mulai dibahas tentang
hubungan timbal balik antara aktivitas manusia serta pengaruhnya terhadap
lingkungan alam. Contoh, penebangan hutan yang tidak terkendali oleh manusia
mengakibatkan terjadinya kerusakan lahan dan penggundulan hutan, yang dapat
menyebabkan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.
6.
Karl Ritther (1859)
Geografi adalah suatu telaah mengenai bumi sebagai
tempat hidup manusia. Dalam kajiannya, studi geografi mencakup semua fenomena
yang terdapat di permukaan bumi, baik di alam organik maupun alam anorganik
yang terkait dengan kehidupan manusia, termasuk aktivitas manusia juga turut
dibahas. Contohnya, sungai adalah bagian dari alam
anorganik
yang mempunyai kaitan langsung dengan kehidupan manusia.
7.
Von Ricthoffen (1905)
Geografi adalah studi tentang gejala dan sifat – sifat
permukaan bumi serta penduduknya yang disusun berdasarkan letaknya, dan mencoba
menjelaskan hubungan timbale balik antara gejala – gejala dan sifat tersebut.
8.
Paul Vidal de La Blace (1915)
Geografi adalah studi tentang
kualitas Negara – Negara, di mana penentuan suatu kehidupan tergantung
bagaimana manusia mengelola ala mini.
Dari definisi – definisi di
atas dapat disimpulkan bahwa pada intinya ilmu geografi terpusat pada gejala
geosfer dalam kaitan hubungan persebaran dan interaksi keruangan.
Bila diperhatikan, terdapat
suatu kesan bahwa definisi geografi selalu mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan dan tingkat keluasan ilmu geografi saat definisi itu dikemukakan.
Namun, jika dicermati lebih jauh terdapat suatu kesamaan sudut pandang dari
para ahli tersebut, mereka memandang permukaan bumi sebagai lingkungan yang
memengaruhi kehidupan manusia, di mana manusia mempunyai pilihan untuk
membangun atau merusaknya.
Persamaan pandang yang lain
adalah adanya suatu perhatian dari definisi geografi yang menelaah tentang
persebaran manusia dalam ruang dan keterkaitan manusia dengan lingkungannya.
Jelaslah disini bahwa kajian ilmu geografi yang paling utama adalah menelaah bumi
dalam konteks hubungannya dengan kehidupan manusia.
B. Konsep Esensial Geografi
Konsep esensial geografi mencakup konsep
lokasi, jarak, keterjangkauan, morfologi, aglomerasi, nilai kegunaan, pola,
deferensiasi areal, interaksi, dan keterkaitan keruangan.
1.
Konsep
Lokasi
Konsep lokasi menjadi ciri khusus imu
pengetahuan geografi. Secara pokok, konsep lokasi dibedakan menjadi dua,
sebagai berikut.
a.
Lokasi
Absolut
Lokasi ini menunjukkan letak yang tetap
terhadap system grid atau koordinat. Untuk menentukan lokasi ini, harus
menggunakan letak secara astronomis, yaitu berdasarkan garis lintang dan garis
bujur. Letak absolute bersifat tetap dan tidak berubah. Contohnya adalah suatu
titik berlokasi pada 3⁰LS dan 130⁰BT
terdapat di Papua. Selama standar penghitungan astronomis masih digunakan, maka
titik lokasi tersebut tidak akan berubah.
b.
Lokasi
Relatif
Lokasi relative sering disebut dengan
letak geografis. Lokasi relative sifatnya beubah – ubah dan sangat bekaitan
dengan keadaan sekitarnya. Contohnya adalah suatu daerah yang terpencil dan sangat jarang
penduduknya, tetapi setelah bertahun – tahun ternyata di daerah itu kaya akan
tambang, sehingga menyebabkan daerah tersebut menjadi ramai penduduk.
2.
Konsep
Jarak
Jarak berkaitan erat dengan lokasi, dan
dinyatakan dengan ukuran jarak lurus di udara yang mudah diukur pada peta.
Jarak dapat juga dinyatakan sebagai jarak tempuh, baik yang berkaitan dengan
waktu perjalanan yang
diperlukan
maupun dengan satuan biaya angkutan. Jarak sebagai pemisahantara dua tempat bias berubah sesuai
dengan perkembangan zaman.
Jarak pada hakikatnya adalah pemisah
antarwilayah atau tempat, tetapi pengertian pemisah sekarang ini berubah
sejalan dengan kemajuan – kemajuan antara lain di bidang teknologi (khususnya
sarana transportasi) dan komunikasi. Dengan berbagai teknologi transportasi
(pesawat tebang dan kereta api express) dan teknologi komunikasi mutakhir
(telepon seluler, mesin faksimili, dan internet) orang dapat dengan mudah dan
cepat dalam berhubungan dengan orang lain, sehingga dewasa ini jarak bukan
merupakan suatu factor pemisah atau penghambat dalam kehidupan manusia.
3.
Konsep
Keterjangkauan
Keterjangkauan tidak selalu berhubungan
dengan jarak. Keterjangkauan lebih berhubungan dengan kondisi medan yang
berkaitan dengan sarana angkutan dan transportasi yang digunakan. Suatu tempat
yang tidak memiliki jaringan transportasi dan komunikasi yang memadai maka
dapat dikatakan daerah tersebut terisolasi atau terpencil. Ada beberapa
penyebab suatu daerah mempunyai aksesibilitas atau keterjangkauan yang rendah,
di antaranya kondisi topografi daerah tersebut yang bergunung, berhutan lebat,
rawa – rawa, atau berupa gurun pasir.
Keterjangkauan atau aksesibilitas suatu
daerah yang masih rendah lam – kelamaan akan berubah menjadi lebih baik seiring
dengan perkembangan kema-juan perekonomian dan teknologi. Sebagai contoh
kondisi fisik di wilayah Pulau Jawa yang relatif datar mempunyai aksesibilitas
yang tinggi, dibandingkan dengan Pulau Irian (Papua) yang aksesibilitasnya
rendah karena wilayahnya berupa pegunungan dengan lerengnya yang terjal.
4.
Konsep
Morfologi
Morfologi merupakan perwujudan bentuk
daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah seperti
erosi dan pengendapan atau sedimentasi. Melihat peristiwa tersebut ada wilayah
yang berbentuk pulau, pegunungan, dataran, lereng, lembah, dan dataran
alluvial. Morfologi dataran adalah perwujudan wilayah yang biasanya digunakan
manusia sebagai tempat bermukim, untuk usaha pertanian, dan perekonomian. Pada
umumnya, penduduk terpusat pada daerah – daerah lembah sungai besar dan tanah
datar yang subur. Wilayah pegununagn dengan lereng terjal sangat jarang
digunakan sebagai permukiman.
5.
Konsep
Aglomerasi
Aglomerasi atau pemusatan adalah
kecenderungan persebaran penduduk yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah
yang relative sempit dan bersifat menguntungkan, karena kesamaan gejalan
ataupun factor – factor umum yang menguntungkan. Penduduk di perkotaan
cenderung tinggal secara mengelompok pada tingkat social yang sejenis seperti permukiman
elit atau mewah, permukiman khusus pedagang, kompleks perumahan pegawai negeri,
atau permukiman kumuh. Di daerah pedesaan, pada umumnya penduduk mengelompok di
daerah dataran yang subur.
Salah satu keuntungan yang didapat
dengan adanya aglomerasi (pemusatan) penduduk dengan tingkat kepadatan yang
tinggi adalah dimungkinkannya suatu sistem ekonomi yang memanfaatkan jumlah
penduduk yang besar sebagai daerah pemasaran atau pelayanan, namun meliputi
wilayah yang sempit. Dari sini dimungkinkan suatu efisiensi yang tinggi dalam
produksi pengangkutan barang maupun pengadaan sarana pelayanan umum.
6.
Konsep
Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan suatu fenomena di muka
bumi bersifat relative, artinya nilai kegunaan itu tidak sama, tergantung dari
kebutuhan penduduk yang bersangkutan. Misalnya, penduduk yang tinggal di daerah
pegununagn, mereka menganggap daerah pegunungan tidak memiliki nilai kegunaan
karena mereka berorientasi pada sumber -
sumber pertanian di daerah dataran subur di bagian bawah (kaki gunung). Sebaliknya,
penduduk kota menganggap
pegununagn memiliki nilai kegunaan yang
tinggi untuk rekreasi, karena suasana alami pegunungan dapat menghilangkan
penat akan hiruk pikuk suasana perkotaan.
7.
Konsep
Pola
Geografi mempelajari pola – pola,
bentuk, dan persebaran fenomena di permukaan bumi. Geografi juga berusaha
memahami makna dari pola – pola tersebut serta berusaha untuk memanfaatkannya.
Pola berkaitan dengan susunan, bentuk, dan persebaran fenomena dalam ruang muka
bumi. Fenomena yang dipelajari adalah fenomena alami dan fenomena sosial.
Fenomena alami seperti aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan
curah hujan. Fenomena sosial misalnya, persebaran penduduk, mata pencaharian,
permukiman, dan lain – lain. Contoh penerapan konsep pola di kawasan perkotaan
yaitu, amnesia membangun kawasan permukiman dengan pola sedemikian rupa agar
memudahkan masyarakat mencapai tempat kerja, sekolah, pasar, sehingga mudah
menciptakan kehidupan sehari – hari yang nyaman dan sejahtera.
8.
Konsep
Deferensiasi Areal
Wilayah pada hakikatnya adalah suatu
perpaduan antara beragai unsur,
baik
unsur lingkungan alam ataupun kehidupan. Hasil perpaduan ini akan menghasilkan cirri khas
bagi suatu wilayah (region). Misalnya, wilayah pedesaan dengan corak khas area
persawahan sangat berbeda dengan wilayah
perkotaan yang terdiri atas area permukiman, pusat – pusat perdagangan dan
terkonsentrasinya berbagai utilitas kehidupan.
Wilayah pedesaan dan perkotaan ini
secara bersama – sama dan terus – menerus mengalami perubahan dari waktu ke
waktu (bersifat dinamis). Deferensiasi areal juga berakibat terjadinya
interaksi penduduk antarwilayah, misalnya mobilisasi penduduk (transmigrasi,
urbanisasi, imigrasi, emigrasi), dan pertukaran barang dan jasa.
9.
Konsep
Interaksi / Interdependensi
Interaksi adalah kegiatan saling
mempengaruhi daya, objek, atau tempat yang satu dengan tempat lainnya. Setiap tempat mengembangkan potensi
sumber daya alamnya dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan tempat lain.
Perbedaan lain tersebut mengakibatkan terjadinya interaksi dan interdependensi
antarwilayah. Interaksi antara daerah pedesaan dan perkotaan sangat penting
peranannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup di antara keduanya. Bentuk interaksi
tersebut misalnya proses pengangkutan hasil pertanian dari desa ke kota, dan
proses pengangkutan mesin pertanian dari kota ke desa. Interaksi juga terjadi
antara kota yang satu dengan kota yang lain baik dalam bentuk pertukaran barang
dan jasa, maupun perpindahan penduduk. Interaksi keruangan terjadi antara
unsure atau fenomena setempat dengan fenomena alam ataupun kehidupan.
10. Konsep Keterkaitan
Keruangan
Keterkaitan keruangan atau asosiasi
keruangan adalah derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena
lain di suatu tempat atau ruang. Fenomena yang dimaksud adalah fenomena alam
dan fenomena kehidupan
sosial.
Contohnya adalah keterkaitan antara tingkat erosi dengan kesuburan tanah.
Semakin besar tingkat erosi maka kesuburan tanah semakin berkurang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari definisi – definisi di
atas dapat disimpulkan bahwa pada intinya ilmu geografi terpusat pada gejala
geosfer dalam kaitan hubungan persebaran dan interaksi keruangan.
Bila diperhatikan, terdapat
suatu kesan bahwa definisi geografi selalu mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan dan tingkat keluasan ilmu geografi saat definisi itu dikemukakan.
Namun, jika dicermati lebih jauh terdapat suatu kesamaan sudut pandang dari
para ahli tersebut, mereka memandang permukaan bumi sebagai lingkungan yang
memengaruhi kehidupan manusia, di mana manusia mempunyai pilihan untuk
membangun atau merusaknya.
Persamaan pandang yang lain
adalah adanya suatu perhatian dari definisi geografi yang menelaah tentang
persebaran manusia dalam ruang dan keterkaitan manusia dengan lingkungannya.
Jelaslah disini bahwa kajian ilmu geografi yang paling utama adalah menelaah
bumi dalam konteks hubungannya dengan kehidupan manusia.
B. Saran
Melihat kenyataan bahwa ilmu geografi
tidak mudah untuk dipelajari, maka siswa diharapkan aktif mencari sumber –
sumber ilmu tentang geografi. Karena geografi adalah ilmu yang berhubungan
dengan alam.
Daftar Pustaka
PrihadiSinggih,Sarwono,EndartoDanang,Geografi,PusatPembukuanDepartemen
PendidikanNasional,Jakarta,2007.
Post Title :
Contoh Makalah Geografi KONSEP DASAR GEOGRAFI
0 comments
Post a Comment