Makalah Agribisnis Go-Online Jamu Tradisional
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Makalah ini kami buat dan kami susun dengan maksud
untuk memenuhi tugas yang diberikan serta untuk menambah pengetahuan pembaca
tentang “Agribisnis
Go-Online” pada Mata kuliah Teknologi
Informasi dan Multimedia.
Kami haturkan terima kasih kepada Bapak Murhadi yang telah membimbing kami
dalam mempelajari Mata Kuliah Aqidah Islam , kemudian kepada teman-teman
sejawat yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan. Tetapi kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membacanya. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala
kekurangan dalam penyajian makalah ini,maka dari itu kritik dan saran sangat
kami harapkan.
Purworejo, 21 November 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kewirausahaan (Entrepreneurship)
adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam
kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih
baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul
pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (Entrepreneur) mempunyai cara berpikir
yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan
jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan
perilaku sebagai manusia unggul.
Dari perbedaan cara berfikir inilah,
banyak bermunculan berbagai jenis bidang usaha di Indonesia. Jenis bidang usaha
yang disajikan juga beranekaragam misalnya, makanan, sandang atau pakaian,
kebutuhan rumah tangga, minuman, furniture, jasa dan masih banyak jenis usaha
lainnya. Sebagian besar usaha yang ada di indonesia berawal dari usaha dalam
skala kecil dengan modal yang kecil juga. Akan tetapi, tidak jarang pula usaha
yang baru muncul langsung dalam skala besar. Semua itu tergantung dari modal
yang dimiliki oleh si pengusaha. Ada juga jenis usaha yang dikembangkan secara
turun-temurun dengan berbagai macam pengembangan dan inovasi produk.
Seorang wirausahawan, harus memiliki
cara berfikir yang inovatif. Seorang wirausahawan juga harus mampu, pintar, dan
jeli dalam membaca peluang usaha yang tersedia. Keadaan lingkungan tempat usaha
itu bediri juga berpengaruh besar terhadap kemajuan usaha tersebut.
Wirausahawan yang hanya perpredikat sebagai plagiat tidak akan mampu
mengembangkan usahanya. Hal ini dikarenakan konsumen akan berfikir jika produk
yang disajikan sama saja dengan produk yang telah beredar di pasaran. Salah
satu faktor yang mempengaruhi kemajuan sebuah produk yang diplagiat adalah
produ tersebut harus memiliki perbedaan atau keunggulan dibandingkan dengan
produk yang telah beredar supaya produk baru tersebut mampu menarik perhatian
konsumen,
Wirausahawan juga harus mampu membaca
peluang tentang keberadaan suau produk. Produk yang jarang ditemukan di suatu
daerah sedangkan konsumen banyak membutuhkan akan menjadikan produk tersebut
laris di pasaran. Salah satu produk yang telah jarang ditemukan adalah jamu
tradisional. Di era yang modern ini, sudah jarang ditemukan pedagang jamu yang
berjualan dengan cara berkeliling kampung menggunakan gerobak dorong atau
menggendong jamunya di dalam tempat anyaman bambu. Jikalau masih ada pedagang
yang seperti itu, pastilah sangat jarang ditemukan. Tidak bisa dipungkiri
karena sebenarnya peminat jamu masih banyak walaupun kita telah berada di era
yang telah modern seperti saat ini. Kelangkaan usaha yang seperti inilah yang
dapat dijadikan bisnis usaha yang menjanjikan. Akan tetapi, semua itu juga
terganung bagaimana kejelian seorang wirausahawan melihat peluang yang
tersedia. Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari
Indonesia belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal.
Jamu tradisional merupakan obat yang
diracik secara tradisional dan sangat berguna untuk kesehatan. Saat ini jamu
tradisional mungkin kehadirannya sudah digantikan dengan obat-obatan modern.
Tapi sebenarnya jamu tradisional tidak kalah khasiatnya dengan obat-obatan
jaman sekarang bahkan lebih baik. Saat ini banyak pabrik yang
memproduksi jamu tradisional dalam bentuk kemasan sehingga sangat mudah untuk
digunakan. Tetapi sebagian besar orang masih sering membuat jamu tradisional
dengan racikan sendiri. Hal ini mungkin sudah turun temurun dilakukan karena
jamu tradisional ini merupakan warisan nenek moyang. Pada jaman
dahulu, pedagang jamu hanya membuat jamunya sesuai kebutuhan dalam satu hari
saja karena jamu yang mereka jual hanya bertahan satu sampai dua hari saja.
Jamu yang mereka jual tidak bisa bertahan lama. Seorang wirausahawan yang mampu
berpikir kreatif, harus mampu menyajikan produksi yang menarik dan berbeda dari
jamu yang telah dijual sebelumnya tetapi tidak lepas dari konsep jamu
tradisional.
Usaha jamu tradisional ini sangat cocok untuk dikembangkan di daerah Purworejo
khususnya dan sekitarnya. Sudah jarang di temukan pedagang jamu keliling.
Bahkan ada penjual jamu keliling yang berkeliling di empat desa dan menjadi
satu-satunya penjual jamu di keempat desa tersebut. Penjual jamu tersebut,
hanya berjualan di pagi hari saja. Peluang usaha inilah yang bisa diambil dan
dijadikan titik awal usaha jamu modern. Ketersediaan bahan baku jamu, juga
tergolong banyak untuk kawasan Sidoarjo. Masih banyak penjual bahan baku jamu
yang membuka gerainya di pasar tradisional. Selain itu, peminat jamu di daerah
Sidoarjo juga tergolong masih banyak.
Dengan sedikit inovasi pada produk jamu yang dihasilkan, jamu dengan
kemasan yang baru akan menjadi jamu tradisional yang beda dari jamu tradisional
pada umumnya. Jamu tradisional ini juga akan menjadi jamu yang laris dipasaran.
Oleh karena itu, pemilihan usaha berdagang jamu tradisional dipilih. Pemilihan
tersebut didasarkan pada pengamatan peluang usaha yang ada di daerah Purworejo
dan sekitarnya. Ketersediaan bahan baku yang melimpah juga menjad faktor
terpenting dalam berjalannya usaha tersebut.
Akan tetapi, dalam langkah awal usaha, hanya ada dua jenis jamu yang
dipilih untuk diperjualbelikan yaitu jamu beras kencur dan kunyit asam.
Pemilihan dua produk jamu ini dikarenakan keduanya bisa menjangkau berbagai
kalangan, dari anak kecil sampai orang dewasa. Oleh karena itu, mangsa pasar
dari dua produk jamu ini menjadi semakin luas karena anak-anak juga bisa
mengkonsumsi. Selain itu, kedua jamu ini mempunyai banyak khasiat untuk
kesehatan. Jamu beras kencur dengan rasa hangatnya saat meminum, berkhasiat
menghangatkan badan dan mengobati batuk. Salah satu khasiat yang ada di dalam
jamu kunyit asam adalah menambah nafsu makan. Hal ini sangat cocok untuk anak
kecil yang memiliki gangguan sulit makan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANALISIS SWOT
1. Strenght (Kekuatan)
Produk jamu tradisional yang diproduksi ini beda dari produk jamu
tradisional yang sudah dijual dipasaran. Produk jamu beras kencur dan kunyit
asam ini diproduksi dalam bentuk cair yang dikemas dalam botol dengan berbagai
ukuran. Ada ukuran yang kecil, sedang, dan besar. Hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah konsumen saat pembelian dan menyesuaikan kebutuhan konsumen. Produk
jamu yang dikemas dalam botol kecil dan botol sedang mempermudah konsumen untuk
dibawa saat bepergian dan bisa menghemat tempat jika dimasukkan di dalam tas
atau di tempat penyimpanan lainnya. Sedangkan produk jamu yang dikemas dalam
botol besar, bisa di gunakan untuk porsi besar, misal untuk disimpan di rumah
sebagai persediaan.
Jamu beras kencur dan kunyit asam ini dibuat dari bahan pilihan dengan
kualitas yang baik. Kualitas bahan baku yang digunakan secara tidak langsung
akan mempengaruhi rasa dan ketahanan jamu tersebut selama penyimpanan. Jamu
beras kencur dan kunyit asam ini tidak menggunakan bahan pengawet dan
menggunakan gula pasir, bukan pemanis buatan. Jadi, jamu beras kencur dan
kunyit asam yang diproduksi aman untuk dikonsumsi berbagai kalangan usia. Jamu
beras kencur dan kunyit asam ini bisa awet dalam beberapa hari saja, kurang
lebih layak dikonsumsi dalam waktu 10 hari tanpa bahan pengawet. Hal ini
dikarenakan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan jamu dipilih dari bahan
yang berkualitas dan proses perebusan jamu dilakukan dalam waktu yang lama
sehingga semua bahan tercampur dan benar-benar matang.
Keunggulan lain dari produk jamu ini adalah terdapat kode produksi.
Produksi jamu ini elah mendapat persetujuan dari Departemen Kesehatan, sehingga
produk jamu yang dijual benar-benar halal dan layak dikonsumsi, tanpa bahan
pengawet atau bahan-bahan kimia berbahaya lainnya. Dalam label yang ditempel
dibotol, juga terdapat tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa, sehingga
konsumen mengetahui saat jamu tersebut sudah kadaluwarsa atau belum.
2. Weekness
(Kelemahan)
Tak ada sesuatu yang sempurna. Itulah kalimat yang tepat untuk
menggambarkan produk ini. Selain keungulan seperti yang dideskripsikan di atas,
produk ini juga mempunyai kelemahan. Akan tetapi, produsen selalu berusaha unuk
meminimalisir setiap kekurangan yang dapat merugikan konsumen.
Proses pengemasan menjadi faktor penting dalam menjaga keawetan jamu
kemasan ini. Jika tutup botol kurang rapat saat proses pengemasan, jamu yang
diproduksi kurang awet dan cepat kadaluwarsa. Sehingga saat menutup botol jamu,
angin yang ada di dalam botol harus benar-benar keluar.
Adapun kelemahan produksi yang disebabkan karena bahan baku jamu. Perubahan
harga gula juga secara tidak langsung akan mempengaruhi produksi. Jika harga
gula naik, harga jamu tersebuat juga akan naik. Diperkirakan jumlah konsumen
juga akan menurun. Hal ini sesuai dengan prinsip permintaan, jika harga naik,
maka permintaan akan turun. Gula menjadi bahan pokok yang sangat mempengaruhi
kualitas jamu yang diproduksi. Gula idak dapa digani dengan bahan pemanis apapun,
apalagi pemanis buatan yang bisa mempengaruhi kesehatan tubuh.
3. Opportunity
(Kesempatan/Peluang)
Produsen atau wirausahawan yang memproduksi dengan jamu tradisional yang kemasan seperti ini masih jarang
ditemukan. Kebanyakan jamu tradisional yang diproduksi dikemas dalam bentuk
bubuk. Jadi peluang untuk memproduksi jamu tradisional dengan kemasan botolan
mempunyai mangsa pasar yang masih luas, apalagi jika produk jamu tradisional
ini bisa dikonsumsi berbagai kalangan usia.
4. Treat
(Ancaman)
Melihat begitu mudahnya proses pembuatan jamu tradisional, maka tidak bisa
dipungkiri jika akan banyak produsen aau wirausahawan baru bermunculan dengan
produk dan kemasan yang sama. Apalagi jika harga yang ditawarkan oleh
produk-produk yang baru tersebut dijual dengan harga yang jauh lebih murah.
B. RENCANA USAHA
Dalam
melakukan suatu usaha, kita harus melakukan usaha itu dengan penuh perencanaan.
Merencanakan setiap langkah yang akan ditempuh dengan penuh perhitungan.
Perencaaan ini dilakukan sebagai langkah awal dalam melakukan usaha sesuai
dengan tujuan utama pendirian usaha tersebut. Adapun rencana usaha yang akan
dijalankan dalam pendirian usaha ini sebagai berikut:
1. Rencana
Jangka Pendek
Usaha jamu
tradisional yang akan dirintis ini bertujuan untuk meneruskan bisnis keluarga
sejenis yang telah ditinggalkan sejak beberapa tahun yang lalu. Usaha jamu
sebelumnya ditutup dikarenakan harga gula yang saat itu semakin melonjak tajam
sedangkan jika harga dinaikkan, permintaan konsumen menurun. Tujuan lain usaha
dari dirintisnya usaha jamu tradisional ini guna menambah wawasan berwirausaha
di kalangan mahasiswa maupun bagi masyarakat umum. Usaha ini juga bisa menambah
daya kreativitas mahasiswa yang menghasilkan dan menjanjikan untuk kehidupan di
masa depan biaya kuliah.
2. Rencana
Jangka Menengah
Usaha yang
kami rintis ini pastinya akan kami kembangkan demi mewujudkan impian kami
bersama, yaitu ingin menjadi seorang pengusaha muda yang sukses, strategi pasar
dan pemasaran menjadi kunci awal untuk keberlanjutan usaha kami kedepannya.
Pelanggan ialah raja, maka dari itu kepuasan pelanggan menjadi yang utama dari
segalanya, karena tanpa pelanggan belum tentu usaha ini akan bertahan lama.
Tidak lupa pula kami rajin melakukan promosi usaha kami, baik dari mulut ke
mulut, iklan radio, media online, dan media yang lainnya.
3. Rencana
Jangka Panjang
Setelah
berhasil mendapatkan pelanggan, kami akan lebih meningkatkan mutu dan kualitas
dari usaha kami ini, tidak lupa pula kami membangun jaringan dengan toko-toko
maupun warung makan dan restoran agar kami dapat memperluas jaringan dalam
mengembangkan binis ini.
C. PRODUKSI
Proses
produksi jamu dibagi menjadi 3 yaitu proses persiapan bahan baku, pengolahan
bahan baku dan pengemasan
1. Persiapan
bahan baku
a.
Sortasi
Sortasi
dibedakan menjadi 2 yaitu sortasi basah dan sortasi kering. Sortasi basah
dilakukan pada saat bahan baku masih segar yang bertujuan untuk memisahkan
bahan dari kotoran-kotoran yang berupa bahan-bahan yang mencemari hasil tanaman
tersebut. Sortasi kering bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing seperti
bagian tanaman yang diinginkan dan pengotor lainnya yang masih ada dan
teringgal pada bahan baku kering.
b.
Pencucian
Pencucian
bahan baku dilakukan untuk membersihkan kotoran yang masih melekat pada bahan
baku. Kotoran-kotoran tersebut terutama bahanbahan yang bersasal dari dalam
tanah dan juga bahan-bahan yang tercemar pestisida. Pencucian bertujuan agar
bahan bebas dari kotoran dan bahanbahan yang tidak dikehendaki. Pencucian dapat
dilakukan dengan perendaman air (kalau perlu menggunakan air panas), dengan
penyemprotan ataupun menggunakan alat pencuci dengan segala perlengkapannya dan
lain-lain. Sebelum digunakan sebagai wadah, sebaiknya diadakan pencucian agar
terhindar dari adanya kotoran-kotoran serta untuk menghilangkan bagian-bagian
yang tidak dikehendaki baik logam halus pelapis dan sebagainya. Biasanya yang
dipergunakan sebagai pencuci adalah air panas ataupun pencuci lainnya.
c.
Pengeringan Pengeringan dapat
dilakukan dibawah terik sinar matahari , dianginanginkan atau dipanaskan pada
suhu tertentu dalam ruang pengeringan. Pengeringan yang dilakukan ini bertujuan
untuk mengurangi kadar air dan untuk hasil berupa cair tidak melalui proses
pengeringan. Pengeringan dengan manfaat cahaya matahari langsung yang umum
dilakukan.
2. Pengolahan
Bahan Baku
a.
Penggilingan dan Pemarutan
Penggilingan
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mesin dan parutan. Penggilingan dengan
mesin yaitu dengan memasukkan bahan baku kedalam mesin penggiling dan hasilnya
akan menjadi serbuk. Selain itu, dengan menggunakan alat parut hasilnya nanti
akan berupa cair.
b.
Pengayakan Pengayakan untuk
hasil berupa serbuk ini penting dilakukan agar kotoran tidak tercampur kedalam
wadah. Kotoran yang dimaksud yaitu dapat berupa kerikil, daun kering maupun
sisa dari rimpang tersebut. Pengayakan untuk hasil berupa cair juga penting
untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran yang terdapat pada ayakan.
c.
Pencampuran
Pencampuran
merupakan suatu proses untuk mendapatkan campuran yang seragam dari dua atau
lebih komponen. Hal ini banyak dilakukan pada industri makanan untuk
mengkombinasikan bahan sehingga didapatkan sesuatu secara fungsional yang
berbeda. Tingkat pencampuran yang didapatkan bergantung pada hasilnya.
3. Pengemasan
Pengemasan di
dalam industri bahan makanan dan minuman merupakan suatu proses akhir yang
sangat menentukan kelancaran distribusi atau pemasaran produk. Macam-macam
fungsi pengemas antara lain :
a.
Sebagai tempat atau wadah,
sehingga dapat mempermudah penyimpanan, transportasi, penanganan dan lain-lain
b.
Sebagai pelindung, jenis bahan
pengemas yang dipilih tergantung dari perlindungan apa yang diperlukan.
Beberapa produk perlu dilindungi terhadap air atau uap air.
c.
Memperpanjang daya simpan
produk, karena dapat mencegah kontaminasi mikroba
D. PEMASARAN
Dalam
berwirausaha, seorang wirausahawan atau produsen perlu mengenali siapa target
pemasarannya dan di mana prduk akan dipasarkan. Hal ini dilakukan supaya
produsen bisa menganalisa beberapa aspek dalam pemasaran seperti target pasar,
pesaing, dan sasaran pembeli. Dengan mengenali tiga aspek tersebut, seorang
produsen secara tidak langsung juga akan menetapkan strategi pemasaran yang
tepat untuk setiap target pemasaran.
Analisis
pasar dan aspek pemasaran usaha jamu tradisinal diantaranya sebagai berikut:
1.
Target Pasar
Dalam jangka
pendek dan langkah awal pemasaran produk jamu tradisional ini akan dipasarkan
dengan cara dititipkan dibeberapa toko di sekitar tempat produksi. Selain itu
juga dititipkan di warung-warung makan juga dijual di rumah (tempat produksi)
untuk mengantisipasi pembeli yang datang ke rumah atau tetangga dekat rumah.
Produk jamu
ini juga dititipkan dibeberapa pedagang oleh-oleh di daerah Purwore dan
toko-toko kecil yang menjual jajanan di daerah Purwowrejo dan Sekitarnya.
Lokasi tersebut banyak dilewati dan dikunjungi oleh masyarakat dan pengguna
jalan. Baik masyarakat Purworejo maupun wisatawan yang melewati Purworejo dan
singgah di pusat oleh-oleh.
2.
Pesaing
Tidak bisa
dipungkiri jikalau persaingan dalam dunia bisnis memang sangat ketat. Kebiasaan
menjiplak produk yang sudah ada dan laku di pasaran memang salah satu kiat
produsen baru unuk memperoleh keuntungan yang sama. Akan tetapi, selera dan
daya tarik masyaraka terhadap suatu produk menjadi salah satu faktor
keberhasilan suatu produk, apalagi produk berupa makanan dan minuman.
Produsen
harus pintar membaca pasar dan mengikuti selera konsumen. Persaingan dala dunia
bisnis memang ada akan tetapi, persaingan yang terjadi haruslah persaingan yang
sehat dengan tidak merugikan dan menjatuhkan produsen lain.
3.
Sasaran Pembeli
Dalam
menjalankan usaha ini, sasaran pembeli kami yaitu kalangan orang dewasa
khususnya tetapi kalangan anak kecil dan remaja juga bisa mengkonsumsi jamu
tradisional ini karena produk ini dibuat tanpa bahan pengawet. Harga yang kami
berikan yaitu mulai dari harga Rp 10.000 untuk botol besar, Rp 5.000 untuk
botol sedang, dan Rp 3.000 untuk botol kecil.
Adapun
strategi pemasaran yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Dari Mulut Ke
Mulut
Promosi ini
merupakan promosi yang paling sederhana, serta tidak memerlukan banyak biaya
untuk melakukan promosi ini. Cukup dengan bercerita dengan teman-teman kita
atau keluarga untuk mempromosikan usaha kita, sehingga secara tidak langsung
semua konsumen/masyarakat akan
mengetahui usaha kita. Apabila usaha kita sudah diketahui dan disukai, maka
konsumen akan memberitahukan kepada orang lain untuk membeli jamu di tempat
kita.
2. Internet
Saat ini
teknologi sudah sangat berkembang. Ingin mengetahui apapun tidak lagi harus
bersusah payah datang ke tempat yang diinginkan. Pesan makanan sudah bisa
melalui telepon. Promosi barang dan jasa apapun sudah bisa melalui internet.
Misalkan saja jual beli mobil, peralatan rumah tangga, dunia fashion, dan
lain-lain sudah bisa di promosikan lewat situs-situr resmi.
Pemasaran
produk jamu tradisional ini juga bisa dilakukan lewat dunia internet, misalnya
lewat facebook, twitter, blog, dan lain-lain. Hampir sebagian masyarakat, tiap
detiknya tidak dapat lepas dari apa yang namanya dunia internet. Dengan media
internet, pemasaran dan sasaran pasar akan semakin luas.
3. Pengembangan
Pasar
Selain
melakukan berbagai strategi pemasaran produk seperti diatas, kami juga
mempromisikan usaha kami ini dengan cara menambah pasar baru untuk memperluas jangkauan yang
sudah dimiliki. Dalam hal ini, dapat dengan memperluas usaha roti bakar ini ke
daerah-daerah lain, dengan harapan usaha
ini akan lebih dikenal oleh masyarakat dan juga dapat menambahkan pendapatan
serta dapat mengurangi tingkat pengangguran dengan memperkerjakan karyawan yang
baru.
4. Pengembangan
Produk
Pengembangan
produk dari usaha ini bisa dilakukan dengan cara mengeluarkan bentuk yang
berbeda, tidak dalam bentuk cair lagi akan tetapi dalam bentuk bubuk. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan buruk yang terjadi dalam proses
pengiriman, misal botol pecah atau jamu tumpah.
E. KEMITRAAN
Dalam mengembangkan suatu
usaha perlu sekali menjalin kemitraan dengan tempat-tempat yang mendukung
produk yang kita miliki. Mitra yang dipilih juga haruslah mitra yang jujur.
Kejujuran adalah pangkal dari suksesnya usaha kita rintis. Tempat yang kita pilih
untuk menjadi mitra kita juga haruslah tempat yang ramai dan sering dikunjungi
orang. Jika tempat yang menjadi mitra sepi pembeli atau kurang diminati orang,
produk kita pun juga akan sulit berkembang.
Purworejo termasuk dalam
golongan kota yang ramai. Masyarakat di Purworejo termasuk masyarakat yang
konsumtif. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Purworejo dikarenakan banyak
hal. Misalnya banyak sekali tempat baik itu di dataran rendah maupun tinggi
yang amat sngat ramai dikunjungi oleh para masyarakat baik itu dari luar daerah
maupun masyarakat local. Dengan banyaknya peluang yang seperti ini mempermudah
seorang produsen untuk mengembangkan usahanya. Adapun tempat-tempat yang bisa
dijadikan mitra diantaranya sebagi berikut:
1. Toko atau pusat oleh-oleh
Dengan banyaknya wisatawan yg
berkunjung dan sifat warga Sidoarjo yang konsumtif, menjalin kemitraan dengan
beberapa pusat oleh-oleh atau toko yang menjual makanan di sekitar
tempat-tempat wisata sangatlah menguntungkan. Hal ini dikarenakan tempat-tempat
tersebut sudah pasti akan dikunjungi wisatawan dan warga Purworejo sendiri.
2. Beberapa warung atau depot
makanan
Warung yang dimaksud di sini
adalah warung-warung makanan misalnya warung sate, warung nasi goreng, warung
ikan bakar, atau depot-depot yang ramai dikunjungi orang. Warung-warung kecil
yang menjual jajanan juga akan menjadi sasaran kemitraan. Hal ini dilakukan
karena di Sidoarjo menjamur sekali warung-warung makanan baru. Dari kelas kaki
lima, depot, hingga restoran. Peluang inilah yang harusnya bisa dilihat dengan
jeli oleh seorang produsen untuk menjalin kemitraan.
3. Beberpa toko kelontong
Pada saat ini, toko kelontong
tidak hanya menjual barng-barang kebutuhan rumah tangga. Banyak
produsen-produsen menjalin kemitraan dengan toko kelontong. Dengan menjalin
kemitraan di beberapa toko kelontong yang ada di sekitar tempat produksi dan di
seluruh Purworeko juga akan sangat mendukung untuk perkembangan produk.
F. PENGELOLAAN KEUANGAN
1. Harga
Adapun produk yang dijual adalah jamu beras kencur dan kunyit asam dengan
berbagai macam kemasan dalam botol.
No.
|
Jenis Botol
|
Harga
|
1
|
Botol Kecil
|
Rp 5.000
|
2
|
Botol Sedang
|
Rp 8.000
|
3
|
Botol Besar
|
Rp 13.000
|
Jamu Beras Kencur
Jamu Kunyit Asam
No.
|
Jenis Botol
|
Harga
|
1
|
Botol Kecil
|
Rp 3.000
|
2
|
Botol Sedang
|
Rp 5.000
|
3
|
Botol Besar
|
Rp 12.000
|
2.
Modal Awal
No.
|
Nama Barang
|
Harga
|
Jumlah
|
1.
|
Panci besar
|
Rp 240.000
|
4
|
2.
|
Bak
|
Rp 80.000
|
6
|
3.
|
Tabung LPG 3KG
|
Rp 25.000
|
2
|
4.
|
Botol kecil
|
Rp 10.000
|
100
|
5.
|
Botol Sedang
|
Rp 30.000
|
100
|
6.
|
Botol Besar
|
Rp 50.000
|
100
|
7.
|
Bahan:
|
||
8.
|
Kencur
|
Rp 9.000
|
1kg
|
9.
|
Jahe
|
Rp 7.000
|
1kg
|
10.
|
Kunyit
|
Rp 10.000
|
1kg
|
11.
|
Merica
|
Rp 2.000
|
1 ons
|
12.
|
Asam
|
Rp 4.000
|
0,5 kg
|
13.
|
Garam Kotk
|
Rp 8.000
|
1 ktk
|
14.
|
Gula
|
Rp 96.000
|
12 kg
|
15.
|
Bawang putih
|
Rp 15.000
|
0,5kg
|
G. PROMOSI DAN IKLAN
Istilah dari mata turun ke
hati memanglah benar. Istilah ini tidak hanya untuk remaja yang sedang jauh
cinta. Membeli suatu produkpun sangat dipengaruhi oleh pandangan mata. Tidak
bisa dipungkiri, promo dan iklan memang menjadi salah satu faktor pendukung
yang menjadikan suatu produk semakin laris di pasaraan. Promo dan iklan yang
menarik bagi konsumen akan menjadikan konsumen tertarik untuk membeli produk.
Walaupun produk yang dijual sangatlah enak tapi jikalau promo atau iklan yang
dibuat tidak menarik, produk tesebut akan kurang diminati konsumet. Bentuk
promo dan iklan sendiri sangatlah banyak, bisa berupa brosur, pamflet, benner,
ataupun iklan di televisi untuk produk yang sudah laku banyak di pasaran.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tantangan Indonesia dalam
agribisnis tanaman obat ( termasuk kunyit dan kencur ) adalah penyediaan bahan
baku maupun sumber asal bahan baku secara mantap dan kontinyu tidak hanya
secara ektensif, namun juga secara intensif (segi kuantitas dan kualitas SDM,
teknologi, ekonomis) dan manfaatnya sangat dirasakan tidak hanya oleh pemerintah
Indonesia saja, tetapi juga untuk kejayaan dan kesejahteraan lahir dan bathin
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Namun dibalik dari tantangan
ini disisinya mengandung suatu peluang untuk bekerja keras mewujudkannya usaha
agribisnis tanaman obat ini yang manfaatnya tidak hanya untuk bisnis saja,
tetapi juga untuk pengobatan (kuratif), preventif, promotif, dan artistic.
Caranya melalui gerakan nasional penanaman tanaman obat yang melibatkan seluruh
lapisan masyarakat dengan mengacu dari hasil penelitian dan pengembangan
lembaga terkait seperti pakar/ahli dari perguruan tinggi, pusat-pusat
penelitian dan pengembangan serta menyertakan peran serta lembaga swadaya
masyarakat yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Martodireso, S dan Widada AS. 2002. Agribisnis Kemitraan Usaha Bersama Kanisius.Ygy.
Sugeng H.R.. 1984. Tanaman Apotik Hidup Aneka Ilmu. Semarang.
Tisnadjaja, D.2007.Pengembangan Proses Produksi Bahan Baku Obat Berkhasiat
Menurunkan Kadar
Kolesterol Darah Melalui Proses Fermentasi. Buku Panduan Seminar Nasional
Tanaman Obat dan Obat Tradisional.BPPTO.
Tawangmangu, Karanganyar,
Surakarta. Jateng.
Post Title :
Makalah Agribisnis Go-Online Jamu Tradisional
0 comments
Post a Comment