Analisis Ilmu Usaha Tani

asd

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.       Definisi Usahatani dan Ilmu Usahatani
Ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu adalah lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen.
1.2.       Gambaran usahatani di Indonesia
Di Indonesia, usahatani dikategorikan sebagai usahatani kecil karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.    Berusahatani dalam lingkungan tekanan penduduk lokal yang meningkat.
b.    Mempunyai sumberdaya terbatas sehingga menciptakan tingkat hidup yang rendah
c.    Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten
d.   Kurang memperoleh pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan lainnya
Usahatani tersebut masih dilakukan oleh petani kecil, maka telah disepakati batasan petani kecil (Soekartawi, 1986) Pada seminar petani kecil di Jakarta pada tahun 1979, menetapkan bahwa petani kecil didefinisikan sebagai berikut :
a.    Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang dari setara 240 kg beras per kapita per tahun
b.    Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25 ha lahan sawah untuk di P.Jawa atau 0,5 ha di luar P.Jawa. Bila petani tersebut juga memiliki lahan tegal maka luasnya 0,5 ha di P. Jawa dan 1,0 ha di luar P.Jawa.
c.    Petani yang kekurangan modal dan memiliki tabungan yang terbatas.
d.   Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamis.
Dari segi otonomi, ciri yang sangat penting pada petani kecil adalah terbatasnya sumberdaya dasar tempat petani tersebut berusahatani. Pada umumnya mereka hanya menguasai sebidang lahan kecil, disertai dengan ketidakpastian dalam pengelolaannya. Meskipun petani-petani kecil mempunyai ciri yang sama yaitu memiliki sumberdaya terbatas dan pendapatan yang rendah, namun cara kerjanya tidak sama. Karena itu petani kecil tidak dapat dipandang sebagai kelompok yang serba sama, walaupun mereka berada di suatu wilayah kecil.
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan usaha tani Menurut Tohir (1983)  dapat diukur dari berbagai aspek. Ciri-ciri daerah dengan pertumbuhan dan perkembangan usahatani, adalah :
A.           Tingkat pertumbuhan dan perkembangan usaha tani atas asas pengelolaan yang di dasarkan atas tujuan dan prinsip sosial ekonomi dari usaha.Usaha pertanian atas dasar tujuan dan prinsip sosial ekonomi yang melekat padanya, usaha tani digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:
a.    Usahatani yang memiliki ciri-ciri ekonomis kapitalis
b.    Usahatani yang memiliki dasar ekonomis-sosialis-komunistis
c.    Usaha tani yang memiliki ciri-ciri ekonomis
B.            Tingkat pertumbuhan usahatani berdasarkan teknik atau alat pengelolaan tanah. Menurut Hahn, kemajuan pertanian setelah tahap hidup mengembara dilampaui dapat dipisah-pisahkan dalam beberapa tingkat. Tiap tingkat memiliki ciri-cirinya sendiri. Tingkat-tingkat seperti yang dimaksud adalah:
a.    Tingkat pertanian yang ditandai dengan pengelolaan tanah secara sederhana (dicangkul). Tingkat ini memiliki dua fase, yaitu fase perkembangan pertanian yang belum kenal jenis tanaman-tanaman gandum dan fase perkembangan pertanian yang telah mengenal jenis-jenis tanaman gandum.
b.    Tingkat pertanian yang ditandai dengan pengelolaan tanah dengan cara membajak. Van Der Kolf berkesimpulan, bahwa di Indonesia kita akan menjumpai tingkatan-tingkatan yang dimaksud oleh hahn. Ciri tingkatan-tingkatan tersebut adalah:
1.      Tingkat pertanian dengan pengolahan tanah secara mencangkul dan pengusahaan jenis tanaman umbi-umbian.
2.      Tingkatan pertanian dengan pengolahan tanah secara mencangkul dan pengusahaan jenis tanaman bangsa gandum sebagai tanaman utamanya.
3.      Tingkatan pertanian yang ditandai dengan pengolahan secara membajak dan penanaman jenis-jenis gandum sebagai tanaman utamanya.
C.            Tingkat pertumbuhan usahatani di Indonesia berdasarkan kekuasaan badan-badan kemasyarakatan atas pengelolaan usaha tani.Menurut para cendekiawan usaha tani di Indonesia itu mula-mula dilakukan oleh suku dan kemudian digantikan dengan marga atau desa, famili atau keluarga persekutuan-persekutuan orang dan akhirnya perseorangan. Berdasarkan kekuasaan badan-badan usahatani dalam masyarkat atas besar kecilnya kekuasaan, maka usahatani dapat kita golongkan sebagai berikut:
a.    Suku sebagai pengusaha atau yang berkuasa dalam pengelolaan usahatani
b.    Suku sudah banyak kehilangan kekuasaannya dan perseorangan nampak mulai memegang peranan dalam pengelolan usaha taninya.
c.    Desa, marga, atau negari sebagai pengusaha usahatani atau masih memiliki pengaruh dalam pengelolaan usahatani.
d.   Famili sebagai pengusaha atau masih memiliki pengaruh dalam pengelolaan usahatani.
e.    Perseorangan sebagai pengusaha tani
f.     Persekutuan adat sebagai pengusaha atau sebagai pembina usahatani
D.           Tingkat pertumbuhan dan perkembangan usahatani berdasarkan kedudukan sosial ekonomis petani sebagai pengusaha.Tingkat pertumbuhan dan perkembangan usaha tani dapat dilihat dari (a) kedudukan struktural atau fungsi dari petani dalam usaha tani dan (b) kedudukan sosial ekonomi dari petani dalam masyarakat.
1.3.       Kaitan Usahatani dan Agribisnis
Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai pengadaan saprodi, produksi, pengolahan hasil dan pemasaran dihasilkan usahataniatau hasil olahannya.
1.4.       Klasifikasi Usahatani
1.             Pola usahatani
Terdapat dua macam pola usahatani, yaitu lahan basah atau sawah lahan kering. Ada beberapa sawah yang irigasinya dipengaruhi oleh sifat pengairannya, yaitu:
a.    Sawah dengan pengairan tehnis
b.    Sawah dengan pengairan setengah tehnis
c.    Sawah dengan pengairan sederhana
d.   Sawah dengan pengairan tadah hujan
e.    Sawah pasang surut, umumnya di muara sungai
2.             Tipe usahatani
Tipe usahatani menunjukkan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada macam dan cara penyusunan tanaman yang diusahakan.
a.    Macam tipe usahatani :
·      Usahatani padi
·      Usahatani palawija (serealia, umbi-umbian, jagung)
b.    Pola tanam:
·      Usahatani Monokultur: satu jenis tanaman sayuran yang ditanam pada suatu lahan.
·      Usahatani Campuran/tumpangsari
·      Usahatani bergilir/tumpang gilir
c.    Struktur usahatani
Struktur usahatani menunjukkan bagaimana suatu komoditi diusahakan. Cara pengusahaan dapat dilakukan secara khusus (1 lokasi), tidak khusus (berganti-ganti lahan atau varietas tanaman) dan campuran (2 jenis atau lebih varietas tanaman, misal tumpangsari dan tumpang gilir).
Pemilihan khusus atau tidak khusus ditentukan oleh:
·      Kondisi lahan
·      Musim/iklim setempat
·      Pengairan
·      Kemiringan lahan
·      Kedalaman lahan
Pemilihan khusus dilakukan berdasarkan keadaan tanah yang menyangkut kelangsungan produksi dan pertimbangan keuntungan. Pemilihan tidak khusus dilakukan oleh petani karena dipaksa oleh keadaan lahan yang dimiliki.
d.   Corak usahatani
Corak usahatani berdasarkan tingkatan hasil pengelolaan usahatani yang ditentukan oleh berbagai ukuran/kriteria, antara lain:
·      Nilai umum, sikap dan motivasi
·      Tujuan produksi
·      Pengambilan keputusan
·      Tingkat teknologi
·      Derajat komersialisasi dari produksi usahatani
·      Derajat komersialisasi dari input usahatani
·      Proporsi penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan
·      Pendayagunaan lembaga pelayanan pertanian setempat
·      Tersedianya sumber yang sudah digunakan dalam usahatani
·      Tingkat dan keadaan sumbangan pertanian dalam keseluruhan tingkat ekonomi
e.    Bentuk usahatani
Bentuk usahatanidi bedakan atas penguasaan faktor produksi oleh petani, yaitu
·      Perorangan
·      Kooperatif
1.5.       Pertanian Rakyat dan Perusahaan Pertanian
Di Indonesia, dikenal istilah perusahaan pertanian dan pertanian rakyat. Perbedaan pokok antara keduanya, antara lain:
1.         Pertanian rakyat adalah suatu sistem pertanian yang dikelola oleh rakyat pada lahan/tanah garapan seseorang untuk memenuhi kebutuhan makanan/ pangan dalam negeri. Ciri-ciri pertanian rakyat adalah:
·      Modal Kecil
·      Sistem dan Cara Pengolahan Lahan yang Sederhana
·      Tanaman yang Ditanam Adalah Tanaman Pangan
·      Tidak Memiliki Sistem Administrasi yang Baik
·      Perusahaan Pertanian adalah karakter pertanian yang menggunakan sistem secara lebih luas dan terbuka untuk meningkatkan hasil produk pertanian.


BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN USAHATANI

2.1.       Sejarah Perkembangan Usahatani di Indonesia
Pertanian telah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Awalnya pertanian dilakukan hanya semata untuk dapat bertahan hidup. Untuk memenuhi keperluan hidup, masyarakat menanam apa saja yang diperlukan, awalnya adalah umbi-umbian. Masyarakat berfikir sederhana bagaimana mempersiapkan lahan, alat-alat, hewan dan sebagainya. Dari pengalaman bercocok tanam tersebut, nantinya akan muncul kelompok manusia yang melanjutkan pekerjaan yang berhubungan dengan bercocok tanam.
Kelompok masyarakat yang suka bercocok tanam akan mencari lahan yang gampang ditanami sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Begitu juga kelompok masyarakat yang memelihara ternak. Kelompok masyarakat tersebut berkelompok di satu tempat, tetapi belum mempunyai tempat bermukim secara tepat (permanen). Jika tanah pertaniannya mulai merosot kesuburannya, maka seluruh kelompok tersebut berpindah lahan pertanian, sehingga berpindah pula tempat bermukim.
Kemudian sistem bersawah di temukan, orang mulai bermukim ditempat yang tetap, tanaman padi yang berasal dari daerah padang rumput dan kemudian juga diusahakan di daerah-daerah hutan dengan cara berladang yang berpindah diatas tanah kering terbukti dapat tumbuh baik ditempat-tempat yang tergenang air, bahkan produksinya lebih tinggi dari padi alang. Pada persawahan ini belum mengenal bajak, pengolahan tanah dikenal dengan cara menginjak-injak tanah basah sampai menjadi lumpur.

BAB III
UNSUR-UNSUR USAHATANI

Tersedianya sarana atau faktor produksi (input) belum berarti produktifitas yang diperoleh petani akan tinggiSoekartawi (1987). Namun bagaimana petani melakukan usahanya secara efisien adalah upaya yang sangat penting. Efisiensi teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa sehingga produksi tinggi dapat tercapai. Bila petani mendapat keuntungan besar dalam usahataninya dikatakan bahwa alokasi faktor produksi efisien secara alokatif. produktivitas usahatani semakin tinggi bila petani atau produsen mengalokasikan faktor produksi berdasarkan prinsip efisiensi teknis dan efisiensi harga. Faktor produksi dalam usahatani memiliki kemampuan terbatas untuk berproduksi secara berkelanjutan.
3.1.       Tanah
a.    Sumber pemilikan tanah dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain:
·      Beli
·      Sewa
·      Sakap
·      Pemberian oleh Negara
·      Warisan
·      Wakaf
·      Membuka lahan sendiri
b.    Status tanah
·      Tanah hak milik
·      Tanah sewa
·      Tanah sakap
·      Tanah gadai
·      Tanah pinjaman
c.    Tanah Sebagai Ukuran Usahatani
Merupakan Total tanah usahatani: jumlah luas tanah yang digunakan untuk usahatani (ha).
d.   Landreform
Merupakan langkah dari pemerintah yang bertujuan untuk mengadakan perombakan dalam pemilikan tanah pertanian sedemikian rupa, sehingga kepada tiap tanah usaha diberi luas yang cukup,
3.2.       Tenaga kerja
langkah dari pemerintah yang bertujuan untuk mengadakan perombakan dalam pemilikan tanah pertanian sedemikian rupa, sehingga kepada tiap tanah usaha diberi luas yang cukup. Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usahatani pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil laut.
3.3.       Modal
Terdapat beberapa contoh modal dalam usahatani, misalnya :tanah, bangunan, alat-alat pertanian, tanaman, ternak, saprodi, piutang dari bank dan uang tunai. Sumber pembentukan modal dapat berasal dari milik sendiri, pinjaman (kredit dari bank.
1.    Kredit Usaha Tani
Kredit usaha tani adalah kredit modal kerja yang disalurkan melalui koperasi/KUD dan LSM, untuk membiayai usaha tani dalam intensifikasi tanaman padi, palawija dan hortikultura. Kredit program ini dirancang untuk membantu petani yang belum mampu membiayai sendiri usaha taninya.
2.    Kemitraan usahatani
Kemitraan sangat diperlukan dalam program pembangunan usahatani, terutama karena adanya interaksi antara industri baik skala kecil maupun besar, yang mempunyai modal, wadah untuk menampung hasil panen, memiliki inovasi terbaru dengan petani yang kekurangan modal, dan belum tersentuh tehnologi yang baru serta kebingungan akan penjualan hasil panennya.
Pembangunan kawasan usahatani pada hakekatnya melibatkan  (tiga) komponen (mitra) yang saling berinteraksi. Pertama, faktor penataan ruang/wilayah dengan memanfaatkan secara berkesinambungan (suistanable development). Kedua, faktor sumber daya manusia (petani dan masyarakat sekitar) dan ketiga, faktor pengembangan pola usaha pada satu kawasan. Ketiga faktor tersebut sangat terkait dengan pengembangan agribisnis meliputi kegiatan penyediaan sarana dan prasarana kegiatan produksi/usahatani, kegiatan pasca panen dan pemasaran.
3.4.       Faktor Manjemen
Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani dalam merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinasikan mampu memberikan produksi seperti yang diharapkan. Modernisasi dan restrukturisasi produksi tanaman pangan yang berwawasan agribisnis dan berorientasi pasar memerlukan kemampuan manajemen usaha yang profesional. Oleh sebab itu, kemampuan manajemen usahatani kelompok tani perlu didorong dan dikembangkan mulai dari perencanaan, proses produksi, pemanfaatan potensi pasar, serta pemupukan modal/investasi.
3.5.       Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani, yaitu:
1.             Faktor intern
·      Petani pengelola
·      Tanah
·      Modal
·      Tenaga kerja
·      Teknologi
·      Jumlah keluarga
·      Kemampuan petani dalam mengalokasikan penerimaan keluarga
2.             Faktor ekstern
·      Tersedianya sarana transportasi dan komunikasi
·      Aspek yang menyangkut pemasaran hasil dan bahan usahatani(harga hasil dan harga saprodi)
·      Fasilitas kresit
·      sarana penyuluhan bagi petan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani
1.             Luas Usaha
·      Pendapatan total usahatani → menunjukkan volume usaha
·      Total investasi modal
·      Tenaga kerja setara pria
·      Total tenaga pria produktif
2.             Tingkat Produksi
Ukuran ukuran tingkat produksi:
·      Produktivitas per ha
·      Index pertanaman : prosentase dari index pertanian dikali luas areal petani A
·      ndex pertanian : intensitas produksi dari suatu usahat tani di daerahnya


BAB IV
PENELITIAN USAHATANI

4.1.       Penelitian Usaha Tani
Penelitian usaha tani merupakan Suatu prosess yang bertujuan untuk menemukan sesuatu penemuan baru, menjawab sesuatu pertanyaan dan mencari pemecahan permasalahan yang dihadapi. Proses tersebut dilakukan dengan sistematis dan teliti serta menggunakan pendekatan ilmiah.
Pentingnya Penelitian Usahatani
a.    Menyediakan informasi yang dapat membantu petani dalam mengelola usahataninya.
b.    Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai petani dan pengelolaannya sehingga membantu di dalam perumusan kebijakan dan perencanaan pembangunan.
c.    Untuk menentukan tingkat intervensi petugas pembangunan pertanian serta penetapan metode pelayanannya.
d.   Untuk memperdalam dan mempertajam pemahaman terhadap usahatani dan masalahnya.
Penelitian usahatani akan berjalan efektif jika :
a.    Pengetahuan yang cukup mengenai teori pertanian dan ekonomi
b.    Pengetahuan praktis dan pengalaman yang relevan
c.    Strategi penelitian yang efektif dan sumberdaya penelitan yang cukup
d.   Administrasi penelitian yang memadai
4.2.       Kebutuhan dan Kegunaan Penelitian Usahatani
a.              Rekomendasi untuk Petani Kecil
Penyediaan teknologi baru dan pemberian informasi pasar yang memadai dan tepat sasaran/sesuai kebutuhan petani.
b.             Evaluasi Proyek
Setiap usulan proyek harus dinilai apakah manfaat yang diperoleh melebihi biayanya.

c.              Perencanaan Pertanian
Perencanaan disini adalah perencanaan pada sumberdaya yang tersedia bagi petani selama kurun waktu perencanaan.
d.             Kebijaksanaan Pertanian
Sebagai perincian oleh pemerintah mengenai ketentuan peraturan yang harus ditaati dalam penyelenggaraan pertanian.
e.              Pembangunan Desa
Pembangunan Desa mencakup pendapatan, kesehatan, pendidikan, kebudayaan dan infrastruktur.
4.3.       Pendekatan terhadap Penelitian Usahatani
Pendekatan ini dapat dibahas dari berbagai segi :
1.        Konsep kerangka kerja, apakah untuk rekomendasi petani, penilaian proyek, perencanaan nasional dsb.
2.        Model : merupakan penyajian realita dengan bentuk uraian lisan, pernyataan matematik atau bagan sederhana.
3.        Pendekatan terpadu
·      Permintaan pemerintah
·      Perhatian khusus peneliti
4.        Kendala hasil/tahap uji coba
4.4.       Tahapan Penelitian Usahatani
1.        Penetapan dan pemilihan daerah penelitian
2.        Diskripsi dan analisa
3.        Penyusunan kerangka penelitian
4.        Tahap kegiatan penelitian
5.        Tahap uji coba
4.5.       Pengumpulan sumber-sumber data
1.        Studi lapangan
2.        Survei usahatani
3.        Studi desa: penelitian berdasarkan penggolongan desa dengan
karakteristik yang menjadi perhatian peneliti, misalnya iklim, jenis tanah, luas usahatani, prasarana dll.
4.        Catatan usahatani
5.        Studi kasus usahatani
6.        Eksperimen
4.6.       Metode Penelitian
1.        Populasi : jumlah dari anggota sample secara keseluruhan, dimana di dalam populasi tersebut mereka mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sample
2.        Sampel (responden) : sebagian dari anggota populasi yang terpilih sebagai obyek pengamatan
3.        Mengapa dilakukan sampling dalam penelitian :
·         Karena peneliti bermaksud mereduksi obyek penelitiannya
·         Ingin mengadakan generalisasi dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan
4.        Untuk pengambilan sample harus diperhatikan :
·         Penentuan daerah penelitian
·         Karakteristik sample → homogenitas populasi
5.        Teknik pengambilan sample, terdapat dua teknik yaitu :
·         Random sampling : teknik pengambilan sample secara random (acak).
·         Non random sampling : teknik pengambilan sample secara tidak acak, semua individu di dalam populasi diberi peluang yang sama → insidental sampling, yaitu hanya individu-individu yang dijumpai yang dipakai sebagai sample untuk selanjutnya dipakai sebagai obyek penelitian
6.        Beberapa metode sampling
1.      Proportional sampling / proporsional
2.      Stratified sampling / kegiatan yang mempunyai susunan bertingkat
3.      Purposive sampling / dengan sengaja
4.      Quota sampling / jumlah yang dibatasi
5.      Double sampling / digunakan untuk keperluan pengecekan
6.      Area probability sampling
7.      Cluster sampling


BAB V
PERENCANAAN DAN RESIKO USAHATANI

5.1.       Perencanaan Usahatani
Perencanaan usahatani bersifat menguji implikasi pengaturan kembali sumberdaya usahatani, perencana tertarik untuk mengevaluasi akibat yang disebabkan oleh perubahan dalam metode berproduksi maupun organisasinya,perencanaan dapat dilakukan pada usahatani sebagai satu kesatuan (whole farm planning) atau sebagian saja (partial analysis).
Perencanaan meliputi 3 langkah pokok, yaitu:
1.    Menyusun rencana terperinci mengenai cabang-cabang usaha dan metode produksi yang akan digunakan
2.    Menguji rencana yang telah diperinci itu kaitannya dengan sumberdaya yang diminta dan apakah konsisten dengan kendala-kendala sumberdaya yang ada dan faktor-faktor lain yang berpengaruh seperti institusional, kelembagaan, sosial dan kebudayaan.
3.    Mengevaluasi rencana dan menyusun urutan-urutan rencana alternatif berdasarkan patokan yang sesuai, misalnya standart yang digunakan adalah penghasilan bersih usahatani, maka alat yang bisa digunakan adalah metode anggaran (budgeting method) dan perencanaan linier (linier programming).
5.2.       Resiko Usahatani
Usahatani adalah suatu organisasi produksi dimana petani sebagai usahawan yang mengorganisisr lahan atau tanah, tenaga kerja dan modal yang ditujukan pada produksi dalam lapangan pertanian, bisa berdasarkan pada pencarian pendapatan maupun tidak. Sebagai usahawan dimana petani berhadapan dengan berbagai permasalahan yang perlu segera diputuskan. Salah satu permasalahan tersebut adalah apa yang harus ditanam petani agar nantinya usaha yang dilakukan tersebut dapat memberikan hasil yang menguntungkan, dengan kata lain hasil tersebut sesuai dengan yang diharapkan.
Sikap petani terhadap resiko berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam mengalokasikan faktor-faktor produksi yaitu apabila petani berani menanggung resiko maka akan lebih optimal dalam mengalokasikan faktor produksi sehingga efisiensi juga lebih tinggi. Setiap pekerjaan yang telah direncanakan secara maksimal akan meminta pertimbangan antara pengorbanan dan faedah. Begitu pula pada sektor produksi, untuk setiap kebutuhan ekonomis perlu diadakan perhitungan antara hasil yang diharapkan dengan biaya yang harus dikeluarkan.
Untuk menganalisis resiko yang dialami dalam usahatani, dapat dilakukan melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif lebih berdasarkan pada penelitian subjektif dari pengambilan keputusan. Sedangkan pendekatan kuantitatif dapat dihitung dengan menggunakan nilai hasil yang diharapkan sebagai indikator probabilitas dari investasi dan ukuran ragam (variance) dan simpangan baku (standart deiviation) sebagai indikator resikonya. (Ichsa, 1998).


BAB VI
MACAM-MACAM ANALISIS USAHATANI

6.1.       Analisa Data Sederhana
Analisis ini juga dinamakan analisis tabulasi data, yang meliputi beberapa tahapan kegiatan, yaitu:
1. Menyusun sistem klasifikasi data
2. Menentukan macam variable
3. Menentukan kelas
4. Menentukan macam tabel yang digunakan
6.2.       Struktur Penerimaan, Biaya dan Keuntungan Usahatani
1.         Penerimaan Usahatani
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
TRi = Yi . Pyi
Bila dalam sebidang lahan ditanami 3 tanaman secara monokultur (padi,  jagung dan ketela pohon) dan tanaman yang diteliti hanya salah satu macam tanaman saja maka analisisnya disebut analisis partial, sedangkan jika ketiga-tiganya maka disebut analisis keseluruhan usahatani (Whole farm analysis.
2.         Struktur Biaya Usahatani
a.  Total Fixed Cost (TFC): biaya yang dikeluarkan perusahaan atau petani yang tidak mempengaruhi hasil output / produksi.
b.  Total Variable Cost (TVC) yaitu biaya yang besarnya berubah searah dengan berubahnya jumlah output yang dihasilkan.
c.   Total Cost (TC) = FC + VC
d.  Average Cost (AC)
6.3.       Analisa Linear Programming
Analisis linier programming merupakan salah satu teknik analisis yang memakai model matematika dengan tujuan untuk mencari, memilih dan menentukan alternatif terbaik dari sekian alternatif yang tersedia. Dikatakan linier karena peubah-peubah yang membentuk model matematika tersebutdianggap linier. Yang ingin dicapai dalam linier programming adalah alokasi atau kombinasi optimum, artinya suatu langkah kebijakan dengan mempertimbangkan untung, rugi agar berdaya guna dan berhasil guna. Alokasi optimum dilakukan dengan cara memaksimalkan/meminimumkan fungsi tujuan dengan syarat ikatan (kendala) dalam bentuk ketidaksamaan linier. Menurut Nasendi (1985), Linear Programming adalah suatu teknik analisis dari kelompok teknik riset operasi yang memakai model matematika.


DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2006. Pertanian Organik: Pilihan Kemerdekaan dan Kemadirian Petani. Jakarta

Anonymous, 2006. Potensi Konflik dan Kerunyaman Pengelolaan SDA. (Available on-line with updates at http://www.ipm.ucdavis.edu/PMG/ Borneo).

Anonymous, 2006. Perkembangan Pertanian dari Zaman ke Zaman. (http://www.lablink.or.id/Env/Agro/agr-agronomi.htm)

Anonymous, 2006. Sistem Informasi Pasar (http://database 1 deptan. Go.id/sipasar/pangan.html)

Anonymous, 1992. Profil Propinsi Republik Indonesia Di Aceh. Jakarta

Anwar Adiwilaga, 1982, Ilmu Usahatani, Penerbit Alumni, Bandung

Blogspot. 2001. Sejarah Kerajaan Lombok (online). (Available on-line with updates at http://www.kompas.com/menelusuri SisaMajapahitDiLombok.htm)

Damodar Gujarati,2000, Basic Econometric, McGrawHill,Illinois

Fadholi Hernanto, 1991, Ilmu Usahatani, BPFE, Yogjakarta

Hananto, S. 1980. Masalah perhitungan distribusi pendapatan di Indonesia. Prisma. No. 1. LP3S. Jakarta

Hernanto, Fadholi. 1991, Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya: Jakarta

Irawijaya. 2006. Prospek Sektor Pertanian Lombok. (Available on-line with updates at http://www.kompas.com/KabupatenLombokBarat.htm)

Makeham and Malcolm, 1981, Manajemen Usahatani di daerah Tropis

Moenandir, Jody, Prof, Dr, Ir. 2004. Diktat Kuliah Pengantar Ilmu Pertanian: Ilmu Pertanian Umum. Universitas Brawijaya: Malang.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian Edisi III. LP3ES: Jakarta

Rambe, S.S.M., W. Wibawa., A. Damiri dan R. Hartono, 2000. Pengkajian Alternatif Teknologi dan Efisiensi Pemupukan. dalam Seminar BPTP Sukarami 16 Januari 1997.

Rudini, 1992. Profil Propinsi Republik Indonesia Sulawesi Tengah. Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara. PT. Inter Masa. Jakarta.

Saragih Bungaran, 2004. Kuliah Tamu Perkembangan Mutakhir Pertanian Indonesia dan Agenda Pembangunan Ke Depan. Universitas Brawijaya. Malang

Soeharto Prawirokusumo, 1990, Ilmu Usahatani, BPFE, Yogyakarta

Soekartawi, 1984, Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk pengembangan petani kecil, UI-Press- Jakarta

Soemargono. 1992. Irian Jaya. Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara bekerjasama dengan majalah TELSTRA-Strategic Review dan PT Intermasa: Jakarta.

Soemargono. 1992. JAKARTA. Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara bekerjasama dengan majalah TELSTRA-Strategic Review dan PT Intermasa: Jakarta

Soemargono, 1992. Sulawesi Utara. Yayasan bhakti Wawasan Nusantara bekerjasama dengan majalah TELSTRA-Strategic Review dan PT Intermasa: Jakarta

Soetriono, Salyo, 2003. Pengantar Ilmu Pertanian Umum. Universitas Brawijaya. Malang.

Soetrisno, Loekman. 1998. Pertanian Pada Abad Ke-21. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.

Supriyadi, H; R. Hendayana, N.S. Dimyati, D.K.S. Swastika. 2002. Laporan Akhir Survei Pendasaran Penelitian dan Pengkajian Paket Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi (Provinsi Banten). Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Depertemen Pertanian.

Syahyuti. 2004. Kendala Pelaksanaan Landreform di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Todaro, M.P. 1981. Economic Development in The Third World, Second Edition, New York. Longman Inc.

Tohir, Kaslan. 1983. Seuntai Pengetahuan Tentang Usaha Tani Indonesia. Bina Aksara. Jakarta.

Widodo, Henri dan Endri Purnomowati. 2002. Mengenal Daerah sekitar Kota Malang. http://lemlitusida. Tripod.com/abstrak.htm
Widodo, Hg.S.T. 1990. Indikator Ekonomi. Dasar Perhitungan Perekonomian Indonesia. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Widyastuti, Ratna Sri. 2003. Kabupaten Malang. http//www.kompas.com/ kompas-cetak/0303/14/otonomi/18128.htm

Zega, Agustinus.2003.Profil Pertanian Kabupaten Nias. (http//www.google. co.id/profil pertanian kabupaten niastemp/pdf#search, diakses 13 November 2006)

Post Title : Analisis Ilmu Usaha Tani

Analisis Ilmu Usaha Tani,

Analisis Ilmu Usaha Tani

0 comments

Post a Comment

Powered by Blogger.

Categories

Label

ab 123 (2) agakara (1) Agribisnis (9) AIK (4) bab 1 pendahuluan (1) bab 3 dalam penelitian (1) bab 3 dalam proposal (1) Bahasa Indonesia (5) Bahasa Jawa (1) budidaya (1) bunga mawar (2) cabai hijau (1) cabai rawit (1) cabe hijau (1) cabe rawit (1) cara membuat proposal (1) cara membuat skripsi (1) cara tanam (1) cilantro (1) contoh bab 123 proposal (1) contoh bab 123 skripsi (2) contoh bab 2 dalam KTI (1) contoh bab 2 dalam makalah (1) contoh bab 2 dalam proposal (1) contoh bab 2 dalam skripsi (1) contoh bab 2 landasan teori (1) contoh bab 3 metode penelitian (1) contoh proposal (1) contoh skripsi (1) coriander (1) filsafat (1) geografi (1) hipotesis (1) IPA (1) ips (1) ÏPS (2) jenis sayuran (5) jurnal teori konflik (1) kajian kritis (1) kajian teori (1) kampus (1) karya ilmiah (1) Kewarganegaraan (1) Kewirausahaan (2) kkn (1) konflik pekerjaan keluarga (1) konsep dasar geografi (1) kualitatif (1) Kuisoner (2) labu duri (1) labu ular (1) latihan kata (1) Local Business (1) lombok hijau (1) magang (1) makalah (1) makalah geografi (1) Manajemen (3) MATEMATIKA (7) metode kuantitatif (1) metodologi penelitian (1) obat herbal (1) PAI Prodi (1) pancasila (1) panduan menanam (1) panduan proposal (1) panduan skripsi (1) PBSI (1) penelitian (1) perawatan tubuh (1) pertanian (1) pgsd (2) pohon kelor (1) ppl (1) Proposal Penelitian (1) Psikologi (3) RPP (3) RPS (1) sayuran kebun (6) Skripsi (2) soal ips dan jawaban (1) sopistikasi (1) submateri (1) surat biodata (1) surat domisili (1) surat ijin orang tua (1) surat ijin polisi (1) surat keterangan bersih diri (1) surat keterangan miskin (1) surat pernyataan miskin (1) tanaman bit (1) tanaman gambas (1) tanaman herbal (1) tanaman hias (4) tanaman kelor (1) tanaman ketumbar (1) tanaman labu (2) tanaman musim kemarau (1) tanaman oyong (1) tanaman terong (1) tanaman toga (1) tanaman tropis (1) teks anekdot (1) teori konflik (1) tips berkebun (6) tips bertanam (5) tugas akhir (1) tugas individu (1)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel